Minggu, 08 April 2012

Belenggu

sebuah kata tak terpendam namun terbelenggu oleh suatu keadaan. menunggu kapan akan berucap, masih menunggu dan terus menunggu. hingga suatu musim mulai berganti berganti lalu berganti. indahnya musim semi dengan warna yang menutupi rasa itu. lalu gugur keinginan untuk mengindahkannya. setelah musim dingin yang membelenggu nya enggan untuk keluar karena dinginnya yang membekukan bibir berucap. mentari pagi bersinar lelehkan bekuan bibir untuk mengucap. namun tak lagi ada dia, setelah menunggunya ternyata waktu telah membawanya kealam yang berbeda dimana aku tak wajib mencintainya, menyayanginya dan mengharapkannya. satu-satunya yang patut untu menghormati rasanya yang terlah berganti arah. ingin ku ulang sebelum musim semi, gugur,salju lalu musim panas. namun takkan pernah terulang karena rasanya telah meleleh bersama cairan es yang mengalir disungai tuk dibawanya kelaut. begitu banyak air sampai tak bisa bedakan mana airmataku mana air laut. sudahlah tak usah terlalu panjang berpikir hanya mengalir sajalah seperti air sungai. dan berakhirnlah patah hati ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar